Blighted Ovum: Penyebab dan Gejala Kehamilan Kosong

Blighted Ovum

Mungkin pembaca pernah mendengar atau mengalaminya, blighted ovum atau yang dikenal di Indonesia sebagai "kehamilan kosong" atau "hamil anggur" terjadi ketika sebuah sel telur yang telah dibuahi menempel di dalam uterus tetapi tidak berkembang menjadi sebuah embryo / embrio. Hal ini juga disebut sebagai "kehamilan anembryonic" (tidak ada embrio) dan merupakan penyebab utama kegagalan kehamilan dini atau keguguran. Sering terjadi begitu awal sehingga Anda bahkan tidak tahu bahwa saat itu sedang hamil.

Kehamilan kosong menyebabkan sekitar satu dari dua keguguran pada trimester pertama kehamilan. Keguguran saat blighted ovum adalah ketika kehamilan berakhir dengan sendirinya dalam 20 minggu pertama.

Ketika seorang wanita hamil, telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim. Pada sekitar lima sampai enam minggu kehamilan, embrio harus hadir. Pada sekitar waktu ini, kantung kehamilan - tempat di mana janin berkembang - berukuran sekitar 18 milimeter lebarnya. Apabila terjadi blighted ovum, meskipun bentuk kehamilan terdapat kantung dan terus tumbuh, tetapi embrio tidak berkembang. Itu adalah sebab mengapa blighted ovum juga disebut kehamilan anembryonic (tanpa embrio).

Penyebab Blighted Ovum

Keguguran yang disebabkan oleh blighted ovum sering terjadi karena adanya masalah dengan kromosom, struktur yang membawa gen. Ini mungkin berasal dari sperma yang berkualitas rendah atau bisa juga sel telur. Atau mungkin saja terjadi karena pembelahan sel yang abnormal. Apapun penyebabnya, tubuh Anda secara alamiah memaksa berhentinya kehamilan karena mengakui adanya kelainan ini.

Sangat penting untuk dipahami, bahwa Anda tidak melakukan sesuatu yang menyebabkan keguguran ini dan Anda hampir pasti tidak bisa mencegahnya. Bagi kebanyakan wanita, blighted ovum terjadi hanya sekali.

Tanda-tanda dari Blighted Ovum

Jika Anda mengalami blighted ovum, Anda mungkin memiliki tanda-tanda tertentu saat menjalani proses kehamilan tersebut. Misalnya, Anda mungkin memiliki tes kehamilan positif atau periode menstruasi yang terhenti.

Maka Anda juga mungkin memiliki tanda-tanda keguguran, seperti:
  • Kram pada perut
  • Bercak pada vagina atau perdarahan
  • Sebuah periode menstruasi yang lebih berat dari biasanya.

Jika Anda mengalami salah satu dari tanda-tanda atau gejala-gejala ini, Anda mungkin akan mengalami keguguran. Tapi tidak semua perdarahan pada trimester pertama berakhir dengan keguguran. Jadi pastikan untuk segera mengunjungi dokter kandungan Anda jika Anda memiliki tanda-tanda ini.

Mendiagnosis Blighted Ovum

Jika Anda berpikir bahwa Anda memiliki kehamilan normal, Anda tidak sendirian; banyak wanita dengan blighted ovum berpikir begitu karena tingkat human chorionic gonadotropin (hCG) mereka dapat meningkat sebagaimana wanita hamil normal. Plasenta memang menghasilkan hormon ini setelah implantasi (menempelnya sel telur yang telah dibuahi di dinding rahim / uterus). Apabila terjadi blighted ovum, hCG dapat terus meningkat karena plasenta dapat tumbuh untuk waktu yang singkat, bahkan walaupun embrio tidak hadir di dalam kantong rahim.

Untuk alasan ini, tes ultrasound (USG) biasanya diperlukan untuk mendiagnosis blighted ovum - untuk mengkonfirmasi bahwa kantung kehamilan memang kosong tidak berisi embrio.

Apa yang Terjadi Setelah Keguguran?

Jika Anda telah menerima diagnosis menderita blighted ovum oleh dokter kandungan, diskusikan dengan dokter Anda apa yang harus dilakukan selanjutnya. Beberapa wanita harus dilatasi atau kuretase (dilation and curretage). Prosedur bedah ini melibatkan melebarkan leher rahim dan mengosongkan isi rahim. Karena Dilatasi dan Kuret segera menghapus semua jaringan yang tersisa, dapat membantu Anda dalam proses penyembuhan mental dan fisik. Hal ini juga dapat membantu jika Anda menginginkan ahli patologi memeriksa jaringan untuk mengkonfirmasi alasan keguguran.

Menggunakan obat seperti misoprostol pada pasien rawat jalan mungkin menjadi pilihan lain. Namun, mungkin memakan waktu beberapa hari bagi tubuh Anda untuk mengusir semua jaringan. Dengan obat ini, Anda mungkin memiliki lebih banyak pendarahan dan efek samping. Dengan kedua pilihan, Anda mungkin memiliki rasa sakit atau kram yang dapat diobati.

Beberapa wanita lebih memilih untuk mengorbankan tindakan medis ataupun operasi. Mereka memilih untuk membiarkan tubuh mereka menghilangkan jaringan dengan sendirinya. Hal ini terutama keputusan pribadi, tetapi sebaiknya diskusikan dengan dokter kandungan Anda.

Setelah keguguran, dokter mungkin menyarankan Anda menunggu setidaknya satu sampai tiga siklus menstruasi sebelum mencoba untuk hamil lagi.

2 komentar:

  1. saya jg pernah 2X kiret,dgn kondisi blighted ovum. Ya Allah berikan kesabaran...

    BalasHapus
  2. saya jg pernah 2X kiret,dgn kondisi blighted ovum. Ya Allah berikan kesabaran...

    BalasHapus